biar seratus bunga mekar bersama dan biar saratus aliran berlomba, hidup berdampingan jangka panjang dan saling mengawasi jangan sampai generasi muda arogan dan melupakan sejarah

Minggu, 12 Februari 2012

Mengenang Jasa-Jasa Presiden Sjafruddin




Sulit dibayangkan jika Sjafruddin Prawiranegara tidak berinisiatif mendirikan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI), saat agresi militer Belanda ke ibu kota Republik Indonesia di Yogyakarta, 19 Desember 1948, yang menyebabkan pemerintahan Indonesia nyaris tidak berfungsi.

Dalam kondisi tegang dan mencekam tersebut, Presiden Soekarno dan Wakil Presiden M Hatta yang ditangkap Belanda melakukan rapat kilat memutuskan mengirim kawat kepada Sjafruddin Prawiranegara berisi mandat membentuk Pemerintahan Republik Darurat di Sumatera.
Sjafruddin yang sejak minggu ketiga November 1948 berada di Sumatera bersama Komisaris Pemerintah Pusat untuk Sumatera Mr TM Hasan kemudian bersepakat membentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia pada 22 Desember 1948, di Halaban, Kabupaten Limapuluhkota, Sumatera Barat.
Menurut Menteri Dalam Negeri, Gamawan Fauzi, saat itu terjadi dialog Sjafruddin dengan TM Hasan yang saling menolak memutuskan siapa yang akan mejadi ketua PDRI.
Sjafruddin meminta TM Hasan yang menjadi ketua, namun menolak dan mengatakan Sjafruddin lebih tepat memimpin PDRI. Setelah saling tolak-menolak, akhirnya diputuskan Sjafruddin menjadi pemimpin PDRI.
"Coba bayangkan jika hal itu terjadi hari ini, pasti kita akan berebut, apalagi untuk jabatan sekaliber kepala negara, membayar pun kita pasti mau," kata Gamawan, saat membuka peringatan mengenang satu abad Sjafruddin Prawinegara di Istana Bung Hatta Bukitinggi, Sumbar, Sabtu (2/4/2011) lalu.
Namun, kata Gamawan, untuk jabatan strategis tersebut mereka saling tolak-menolak.
"Kiranya ini sebuah pelajaran tentang keikhlasan, yang bisa kita teladani, terutama bagi pemimpin saat ini," katanya.
Seusai agresi militer tersebut, Belanda mengira eksistensi Indonesia telah berakhir  dan posisi legal perwakilan RI di PBB bisa dipertanyakan. Namun, berkat PDRI, posisi Indonesia di PBB tidak bisa digugat.
PDRI telah menjadi pusat komunikasi RI dengan luar negeri sehingga dunia tetap mengetahui perjuangan rakyat Indonesia.
Dengan segala keterbatasan sarana dan prasarana ketika itu PDRI tetap berjuang untuk menegakkan eksistensi Republik Indonesia di  mata dunia.
Saat itu, sarana dan prasarana sangat minim, namun selama 207 hari Sjafruddin melakukan berbagai upaya untuk menegakkan eksistensi negara ini.
Kalau dibandingkan dengan pejabat saat ini, kata Gamawan, tidak ada apa-apanya. Waktu itu pejabat seperti Sjafruddin dalam bertugas ke mana-mana tidak difasilitasi dengan SPPD (surat perintah perjalanan dinas).
"Namun mereka dengan ikhlas dan penuh pengorbanan tetap berjuang. Sedangkan pejabat hari ini meskipun ke mana-mana sudah dibekali SPPD dan beragam fasilitas, terkadang masih mengeluh dalam bekerja," kata Gamawan.
Kemudian, pada 13 Juli 1949, Sjafruddin dengan ikhlas mengembalikan mandat PDRI kepada Soekarno-Hatta di Yogyakarta. Penyerahan ini memang dilematis karena sejarah mencatat mandat yang dikirim melalui kawat tersebut tidak pernah sampai kepadanya.
Banyak yang mempersoalkan, apakah Sjafruddin merupakan "Ketua PDRI" atau "Presiden PDRI" , namun ia tidak pernah mempersoalkannya. Baginya PDRI telah berkontribusi, berjuang dan berkorban bagi bangsa ini.
"Nilai keteladanan yang bisa diambil bangsa ini, dengan ikhlas Sjafruddin  menyerahkan sebuah jabatan yang sangat prestisius karena merasa sudah waktunya pemerintah berdaulat kembali memimpin Indonesia," kata Gamawan.
Sementara Farid Parwiranegara yang merupakan putra Sjafruddin mengemukakan, hingga akhir hayat ayahnya tidak ingin disebut pengkhianat. Namun, Sjafruddin dituding sebagai salah seorang yang ikut bertanggung jawab dalam pemberontakan Pemerintah Revolusioner Republi Indonesia (PRRI) 1958.
"Padahal, faktanya tidak seperti itu. PRRI itu hanya wujud dari kekecewaan terhadap ketimpangan pembangunan yang dilakukan pusat (ibu kota RI)," ujar Farid.
Segarkan ingatan terhadap sejarah
Ketua Panitia satu abad mengenang Ketua Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) Mr Sjafruddin Prawiranegara (1911-2011), AM Fatwa, mengemukakan, kegiatan ini akan menyegarkan kembali ingatan masyarakat terhadap nilai sejarah.
"Peringatan satu abad Sjafruddin Prawiranegara akan menyegarkan kembali ingatan masyarakat terhadap peristiwa heroik dan strategis yang pernah terjadi di Sumatera Barat enam dasawarsa lalu," kata AM Fatwa.
Dikatakannya, dibandingkan Presiden Soekarno, sosok Sjafruddin Prawiranegara bukan siapa-siapa, dan hanya sedikit orang yang mengenalnya.
"Namun sejarah  mencatat, saat agresi militer Belanda pada 19 Desember 1948, Sjafruddin bersama Komisaris Pemerintah Pusat untuk Sumatera TM Hasan berinisiatif membentuk PDRI yang dideklarasikan di Halaban Kabupaten Limapuluhkota Sumbar 22 Desember 1948," katanya.
Upaya tersebut, ujarnya, telah berhasil mempertahankan eksistensi bangsa serta meneguhkan posisi Indonesia di Perserkatan Bangsa Bangsa (PBB) saat itu.
Pahlawan nasional?
Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno, mengemukakan pihaknya akan mengusulkan Sjafruddin Prawiranegara kepada pemerintah untuk ditetapkan sebagai pahlawan nasional.
"Sosok Sjafruddin Prawiranegara layak untuk diusulkan sebagai pahlawan nasional, karena banyak nilai keteladanan yang bisa diambil dari pribadinya," kata Irwan Praytino.
Dikatakannya, Sjafruddin merupakan pribadi yang memiliki integritas, multitalenta, kritis, tegas, dan terbuka.
Karena itu, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat akan segera mengirimkan surat pengusulan Sjafruddin Prawiranegara sebagai pahlawan nasional kepada Menteri Sosial," katanya.
Menurut dia, tugas yang dilakukan Sjafruddin sebagai ketua PDRI selama 207 hari merupakan bagian tidak terpisahkan dari perjuangan bela negara.
"Jika kita menggunakan cara pandang saat ini, maka Sjafruddin sangat pantas menjadi pahlawan nasional," katanya.
Selain itu, jika Sjafruddin ditetapkan sebagai pahlawan nasional perjuangan yang dilakukannya akan menjadi contoh dan model untuk bisa diteladani.
Sebelumnya, berdasarkan Keppres Nomor 28 Tahun 2006 ditetapkan setiap tanggal 19 Desember diperingati sebagai Hari Bela Negara untuk memperingati deklarasi PDRI oleh Sjafruddin Prawiranegara di Sumatera Barat pada tahun 19 Desember 1948.
Sejarah yang dipinggirkan
Intelektual muda Sumatera Barat, Fadli Zon, mengemukakan,  PDRI  merupakan tonggak peristiwa sejarah penting, yang selama ini terlupakan serta dipinggirkan.
"Banyak yang tidak mengetahui sejarah PDRI, seolah-oleh PDRI tidak pernah terjadi," katanya.
Padahal, Sjafruddin Prawiranegara adalah seorang pendiri republik, tokoh bangsa yang berjasa dalam memperjuangkan dan mempertahankan republik Indonesia.
Faktanya, Sjafruddin pernah mendirikan PDRI, atas mendat dari Presiden Soekarno, di tengah ketidakberdayaan republik akibat agresi militer Belanda.
"Namun, hingga kini dia tidak saja belum diakui sebagai pahlawan nasional, tetapi juga tetap menjadi kontroversi bagi sebagian kalangan militer, generasi tua, dan kalangan nasionalis yang tidak menyukai PRRI," katanya.

Selasa, 08 Februari 2011

KALENDER WISATA KALIMANTAN BARAT 2011


Ada even apa saja di Kalimantan Barat tahun 2011? Berikut ini event calendar 2011 dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Barat.
Januari 2011
  • Bird Waching Festival. Ketapang, 2-28 Januari 2011. Sensus burung Asis Fasipik, dilaksanakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ketapang dengan lima negara di kawasan Asia Pasifik untuk meneliti berbagai jenis burung di Kabupaten Ketapang. Even ini dapat disaksikan setiap tahun pada tanggal 2-28 Januari.
  • Sedekah Bumi. Kubu Raya, Januari 2011. Pesta selamatan panen atau “Sedekah Bumi” oleh suku Jawa di Kabupaten Kubu Raya atas keberhasilan panen padi. Hiburan, wayang kulit semalam suntuk menjadi salah satu tontonan yang sangat menarik perhatian masyarakat setempat.
  • Festival Maulid. Pontianak, Januari 2011. Memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Beragam pesona atraksn budaya Kalimantan Barati dan wisata relegius dapat disaksikan pada momen keagamaan ini.
  • Gelar Seni Budaya Daerah. Taman Budaya Pontianak, Januari-Desember 2011. Pagelaran seni budadaya daerah se-Kalimantan, menampilkan berbagai keahlian seniman dengan berbagai alat seni musik tradisional dan modern, perupa, ukiran, kerajinan, dekorasi koleksi kesenian asli serta lukisan lokal, tari kreasi, seni budaya etnis Dayak, Melayu dan Thionghoa.
  • Ulang Tahun Pemda Provinsi Kalimantan Barat. Pontianak, Januari 2011. Memperingati hari ulang tahun Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Barat dengan menggelar berbagai atraksi seni budaya daerah unggulan. Pengunjung dapat menyaksikan pameran, permainan tradisional rakyat, dan hiburan panggung terbuka.
Februari 2011
  • Lomba Sampan Tradisional. Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Februari 2011. Perlombaan sampan tradisional dengan beragam bentuk dan warna. Kegiatan ini merupakan rangkaian dari even robo-robo.
  • Cap Go Meh. Pontianak – Singkawang, Februari 2011. Dilaksanakan dalam rangkaian peringatan tahun baru Cina pada hari ke 15 setelah Imlek. Pada even ini Tatung/Sin Min/Loya turun ke jalan dan memasuki tempat pemujaan di perkampungan diiringi peserta upacara ritual sambil menabuh gendang untuk mengusir roh jahat. Even ini dapat disaksikan di Kota Pontianak, Kota Singkawang, Sambas, Bengkayang, Mempawah, Sungai Pinyuh, Sintang, Ketapang, dan Kubu Raya.
Maret 2011
  • Robo-Robo. Kuale Mempawah, Maret-April 2011. Memperingati peristiwa historis Napak Tilas Daeng Manambon tahun 1637 M., pendiri kerajaan Mempawah dengan melakukan azan dan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa di atas armada demi keselamatan masyarakat.
  • Tumpang Nagari. Keraton Ismahayana, Ngabang, 27 Maret 2011. Upacara ritual tahunan oleh Keluarga Keraton dengan iringan doa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
  • Titik Kulminasi. Pontianak, 21-23 Maret 2011. Penomena alam ketika matahari melintasi garis khatulistiwa 0 derajat, pada jam 11.35 WIB dapat disaksikan dua kali setiap tahunnya, yaitu tanggal 21-23 Maret dan tanggal 21-23 September. Pada saat itu, bayangan semua benda tegak lurus di sekitar Tugu Khatulistiwa hilang selama 10-15 menit. Fenomena alam ini, dirayakan dengan upacara resmi, berbagai atraksi wisata dan kesenian dan pameran.
  • Sembahyang Kubur. Pontianak – Singkawang, Maret dan Agustus 2011. Sebagai ungkapan rasa hormat warga Tionghoa terhada arwah leluhur. Kegiatan ritual ini berupa ziarah ke pekuburan keluarga. Momen seperti sekaligus dijadikan sebagai ajang melepas rindu dengan sanak saudara yang tinggal berjauhan. Dilaksanakan setiap bulan ke-6 kalender Cina atau dua kali dalam setahun, yaitu bulan Maret dan Agustus.
  • Festival Seni dan Budaya Tradisional. Putussibau, Maret 2011. Menampilkan atraksi kesenian daerah, pameran dan seminar.
April 2011
  • Upacara Dange. Sungai Mendalam, Kapuas Hulu, April 2011. Upacara ritual sebagai ucapan terima kasih kepada Tuhan atas keberhasilan panen oleh masyarakat Dayak Kayan Sungai Mendalam. Pada even ini digelar juga tarian tradisional, tarian persembahan, termasuk jamuan makam dan minum selama tiga hari.
  • Selamatan Laut. Desa Padang, Pulau Karimata, 4-6 April 2011. Upacara dilaksanakan selama tiga hari, “NYEMAH”, mengelilingi Pulau Karimata sambil membawa sesajen menggunakan kapal nelayan, diringi dengan musik tradisional. Selama upacara berlangsung penduduk lokal tidak boleh keluar-masuk dari desanya dan dilarang menebang pohon, memetik atau merusak habitat alam sekitarnya. Jika dilakukan akan mendapat hukuman.
  • Naik Dango. Kabupaten Landak dan Pontianak, 27-28 April 2011. Upacara Adat Suku Dayak Kanayat’n sebagai ucapan terima kasih atas keberhasilan panen padi. Lumbung padi atau (dango) menjadi pusat perhatian untuk mendapatkan benih padi baru. Upacara ritual ini menampilkan berbagai tarian persembahan.
  • Festival Bumi Sebaloh. Bengkayang, 27-28 April 2011. Merupakan ungkapan terima kasih terhadap Tuhan (JUBATA) atas keberhasilan panen padi bagi masyarakat Dayak. Perayaan ini dimeriahkan dengan berbagai tarian, perlombaan, permainan rakyat, serta pertunjukan lainnya.
Mei 2011
  • Gawai Dayak Sintang. Sintang, Mei 2011. Upacara Gawai Dayak Sintang atas keberhasilan panen. Bentuk upacara dengan sesajen diringi musik dan tarian tradisional.
  • Gawai Dayak. Kabupaten dan Kota Pontianak, 20-24 Mei 2011. Adil ka’talino, bacuramin ka’saruga, basengat ka’jubata. Demikian ungkapan yang sering dikumandangkan tatkala festival diselenggarakan. Merupakan salah satu wujud ucapan terima kasih kepada Sang Pencipta “Jubata” atas panen padi yang berlimpah.
  • Wisata Bahtera. Singkawang, 30-31 Mei 2011. Kontes memancing ikan di laut menggunakan kapal nelayan, terdiri dari 5 orang setiap kelompok.
Juni 2011
  • Nike’ Benih & Pamole’ Benih. Sungai Mendalam, Kapuas Hulu, 1 Juni 2011. Merupakan ungkapan rasa terima kasih atas keberhasilan panen padi dan berdoa untuk keberhasilan masa panen mendatang. Dilaksanakan oleh suku Dayak Iban yang bermukim di wilayah perbatasan Indonesia-Sarawak, Malaysia.
  • Hari Ulang Tahun Kota Putussibau. Putussibau, 1 Juni 2011. Diperingati dengan berbagai acara hiburan, pameran, dan permainan rakyat.
  • Nyobeng. Desa Sebujit, Bengkayang, 15-17 Juni 2011. Ritual tahunan terhadap Sang Pencipta bagi Suku Dayak Bidayuh di Desa Sebujit, Kabupaten Bengkayang. Proses ritual berupa memandikan atau membersihkan tengkorak manusia hasil mengayau (memenggal kepala musuh) oleh nenek moyang. Upacara ini cukup mengharukan, dan berlangsung selama tiga hari. Mulai tanggal 15 hingga 17 Juni. Mengayau, sudah lama tidak pernah dilakukan lagi oleh Suku Dayak, tetapi Upacara Adat Nyobeng masih tetap dipelihara dan dilestarikan sebagai bagian dari warisan budaya nusantara.
  • Kisbo. Sintang, Juni 2010. Festival seni musik dua warna dan besato (beduk, sape dan fashion tato)
  • Festival Singkawang. Singkawang, Juni 2011. Menampilkan produk industri pariwisata yang beragam, diantaranya wisata kuliner masyarakat Singkawang, pagelaran seni budaya dari berbagai macam etnis, serta kontes fotografi.
  • Festival Band dan Barongsai. Singkawang, Juni 2011. Menampilkan band kelompok pria dan wanita, serta atraksi barongsai dengan kostum yang sangat menarik.
  • Jiarah Makam Juang Mandor. Mandor, Kabupaten Pontianak, 28 Juni 2011. Diselenggarakan dalam rangka memperingati para pahlawan yang gugur dalam memperjuangkan wilayah Kalimantan Barat sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Juli 2011
  • Pagelaran Seni Budaya Istana Sambas. Sambas, 15 Juli 2011. Dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Pangeran Sambas. Beberapa even yang sangat menarik untuk disaksikan di antaranya adalah Lomba Sampan Bedar.
  • Mamandung. Desa Ulu Nusa dan Sayu, Kabupaten Pontianak, 17-19 Juli 2010. Melakukan ziarah dan memberikan penghormatan kepada leluhur suku Dayak di Desa Ulu Nusa dan Sayu, dilanjutkan dengan melakukan pembersihan kuburan. Dalam acara ini para tamu harus menggunakan pakaian kebesaran dan menaiki kapal TAMBE berornamen Suku Dayak Taman.
  • Gawai Nyapat Taon. Sekadau, 20-26 Juli 2011. Gawai tahunan adat Suku Dayak di pedalaman Kabupaten Sekadau. Mengungkapkan rasa terima kasih atas keberhasilan panen kepada Tuhan. Berbagai atribut tradisional dapat disaksikan pada tarian persembahan.
Agustus 2011
  • Festival Bumi Lawang Kuari. Sekadau, Agustus 2011. Menampilkan berbagai kesenian daerah menggunakan atribut tradisional serta atraksi budaya, lomba permainan rakyat dan berbagai hiburan seni tradisional rakyat.
  • Beach Party and Grass Track Open. Pantai Tanjung Belandang, Ketapang, 18-20 Agustus 2011. Pesta Pantai dengan kegiatan gass track open di Pantai Tanjung Belandan. Digelar setiap tahun pada bulan Maret, Agustus dan Oktober. Suasana alamnya sangat menarik, deburan ombak, desiran angin pantai, dan pemandangan alam yang sangat indah.
  • Pekan Raya Sintang. Sintang, Agustus 2011. Adalah rangkaian kegiatan memperingati ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia dengan menggelar berbagai atraksi seni budaya, permainan rakyat, serta pameran.
  • Festival Bumi Senentang. Sintang, Agustus 2011. Merupakan rangkaian kegiatan memperingati ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia dengan menggelar berbagai atraksi seni budaya, permainan rakyat, serta pameran
  • Pagelaran Seni Budaya Melawi. Nanga Pinoh, Kabupaten Melawi, 17-19 Agustus 2011. Adalah rangkaian kegiatan memperingati ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia dengan menggelar berbagai atraksi seni budaya Dayak dan Melayu.
September 2011
  • Festival Perbatasan. Daerah Perbatasan, September 2011. Diselenggarakan atas kerjasama Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata dengan Pemerintah Daerah di Kalimantan Barat dengan menampilkan panggung hiburan berupa band dan penyanyi terkenal Indonesia sebagai hiburan bagi masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah perbatasan.
  • Festival Museum. Pontianak, September 2011. Pada festival ini diselenggarakan lomba nasional pembuatan manik-manik dan akan dipili pembuat manik-manik terbaik seluruh Kalimantan.
  • Pesona Kulminasi Khatulistiwa. Tugu Khatulistiwa, Kota Pontianak, 21-23 September 2011, pukul 11.35 WIB. Penomena alam ketika matahari melintasi garis khatulistiwa 0 derajat, pada jam 11.35 WIB tanggal 21-23 September, sehingga bayangan semua benda tegak lurus di sekitar Tugu Khatulistiwa hilang selama 10-15 menit. Pada saat itu, para ilmuwan melakukan observasi terhadap lintasan matahari di sekitar Tugu Khatulistiwa. Fenomena alam ini, dirayakan dengan upacara resmi, berbagai atraksi wisata dan kesenian.
  • Festival Layang-Layang Hias. Pontianak, September 2011. Adalah kegiatan yang bertujuan melestarikan kebudayaan rakyat serta mengembangkan kreativitas dan seni menghiasi layang-layang.
Oktober 2011
  • Festival Meriam Karbit. Kota Pontianak (malam Idul Fitri), 1430 Hijriyah. Seni permainan rakyat yang spektakuler dan sangat digemari, terutama di lingkungan masyarakat pinggiran Sungai Kapuas, Kota Pontianak pada malam menjelang Idul Fitri. Dentuman suara meriam karbit yang menggelagar saling berbalasan antara masyarakat yang tinggal di kedua belah pinggiran Sungai Kapuas, Kota Pontianak, menimbulkan sensasi tersendiri bagi para pengunjung/penontonnya.
  • Pesona Kalimantan. Pontianak, Oktober 2011. Pagelaran budaya daerah Kalimantan, menampilkan berbagai atraksi wisata akan diperlombakan selama tiga hari.
  • Hari Jadi Kota Pontianak. Kota Pontianak, 23 Oktober 2011. Hari Ulang Tahun Kota Pontianak, diperingati dengan menyelenggarakan Pontianak Fair, permainan rakyat dan panggung hiburan.
  • Festival Budaya Binua Landak (FBBL). Ngabang, 23 Oktober 2011. Menampilkan kesenian daerah, atraksi wisata, seminar, dan pameran.
  • Festival Seni Budaya Daerah. Ketapang, Oktober 2011. Menampilkan kesenian daerah, atraksi wisata, seminar, perlombaan dan pameran.
  • Festival Kapuas. Pontianak, Oktober 2011. Diikuti oleh seluruh Provinsi di Indonesia dan luar negeri sebagai ajang promosi pariwisata daerah dan negara masing-masing
November 2011
  • Gawai Adat Dayak. Ketapang, November 2011. Upacara Adat Suku Dayak di Kabupaten Ketapang, merupakan ucapan terima kasih atas keberhasilan panen padi. Ritual ini menampilkan tarian persembahan dengan berbagai atribut yang sangat unik.
Desember 2011
  • Gebyar Wisata Bukit Kelam. Sintang, 15-20 Desember 2011. Bukit Kelam yang berlokasi di kota Sintang, merupakan salah satu daya tarik wisata di Kalimantan Barat. Dengan berlatarkan bukit batu raksasa, Gebyar Wisata menyajikan berbagai acara atraksi kesenian daerah, pameran, serta permainan rakyat.
Sumber:
Events Calendar 2011, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Prov. Kalbar
Jalan Letjen Sutoyo No. 17, Potianak, 78121
Tak Berkategori